DASAR ANALISA TEHNIKAL
Prinsip-prinsip di dalam Analisis Tehnikal bermula dari pengamatan di pasar
finansial selama beberapa ratus tahun yang lalu. Petunjuk tertua tentang Analisis
Tehnikal didapat dari catatan Joseph de la Vega saat mengamati pasar
financial Di Belanda pada abad ke 17. Di Asia contoh Analisis Tehnikal tertua
dapat dilihat dari Candlestick, yang berawal dan dikembangkan oleh
Homma Munehisa pada awal abad ke 18. Analisis Tehnikal modern berpijak
pada Dow Theory, yang dibuat berdasarkan
tulisan Charles Dow. Tulisan-tulisannya tersebut menjadi inspirasi
penggunaan dan pengembangan Analisis Tehnikal mulai dari akhir abad ke 19. Ahli
Analisis Tehnikal yang lain adalah Ralph Nelson Elliot dan Williem
Delbert Gann yang mengembangkan tehniknya sendiri pada awal abad ke 20.
Charles Dow -an American journalist who co-founded Dow Jones & Company with Edward Jones and Charles Bergstresser. (Photo credit: Wikipedia) |
Analisis Tehnikal modern berkembang dari prinsip-prinsip tertentu yang berlaku
secara umum. Prinsip-prinsip ini berasal dari Dow Theory. Di
Tahun 1897, Charles Dow mengembangkan dua market averages (
semacam indeks saham ), yaitu " Industrial Average " yang memiliki 12
saham blue-chip dan " Railroad Average " yang terdiri dari 20
perusahaan kereta api. Sekarang keduanya dikenal sebagai Dow Jones
Industrial Average dan Dow Jones Transportation Average.
Dow Theory awalnya hanya digunakan sebagai barometer untuk
mengetahui kondisi bisnis secara umum, tidak digunakan untuk memprediksi
harga saham. Namun sekarang menjadi prinsip umum yang diyakini oleh
para analis tehnikal modern. Dan akhirnya pengembangan Analisis
Tehnikal masa kini menggunakan teori ini sebagai dasar.
Dow Theory memiliki 6 asumsi penting yaitu :
1. Market Action Discounts Everything.
Harga saham merefleksikan semua informasi yang ada padanya.
Dan ketika ada
informasi baru, pelaku pasar dengan cepat menerjemahkan informasi dalam bentuk
penyesuaian harga. Dengan demikian secara umum, pasar mendiskon dan
merefleksikan semua informasi yg dimiliki oleh para pelaku pasar.
2. The Market Is Comprised of Three Trends.
Ada 3 trends yang berlaku di pasar, yaitu Primary Trend,
Secondary Trend dan Minor Trend. Di dalam Primary Trend, pasar
bisa bergerak naik (bullish) atau turun (bearish) dan biasanya berlangsung lebih
dari 1 tahun sampai beberapa tahun. Secondary Trend adalah
koreksi terhadap Primary Trend, dan biasa berlangsung
selama 1 sampai 3 bulan. Dan Minor Trend adalah pergerakan harga dakam
jangka pendek yang berlangsung dalam 1 hari sampai 3 minggu. Secondary
Trend dapat dibilang terdiri dari beberapa Minor Trend. Dow Theory
mengatakan bahwa Primary Trend dan Secondary Trend tidak bisa
dimanipulasi. Tetapi Minor Trend memiliki kemungkinan
dimanipulasi (misalnya harga digerakkan oleh institusi besar),
karena itu Minor Trend bisa memberikan petunjuk yang
salah.
3. Primary Trends Have Three phases.
Dow Theory mengatakan bahwa Primary Trend mempunyai 3
fase. Fase pertama terjadi saat investor tertentu melakukan
pembelian secara masif untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi dan
pertumbuhan jangka panjang. Kebanyakan investor masih merasakan fase
ini sebagai muram. Hanya investor tertentu yang melakukan pembelian karena
memiliki keyakinan tersendiri. Fase kedua ditandai
dengan meningkatnya pendapatan perusahaan dan meningkatnya kondisi ekonomi,
investor mulai mengakumulasi saham. Fase ketiga ditandai
dengan pendapatan perusahaan yang mencapai puncak dan kondisi ekonomi makro yang
sangat baik, investor retail mulai merasa aman untuk berpartisipasi
dalam investasi saham. Mereka yakin bahwa saham akan bisa tumbuh lebih tinggi,
sehingga mereka membeli lebih banyak saham. Saat itu terjadi
eforia saham, dimana investor publik membeli saham jauh lebih
banyak lagi. Dan di fase ini, investor yang melakukan pembelian saham di
fase pertama mulai menjual sahamnya untuk mengantisipasi
penurunan harga sahamnya.
4. The Averages Must Confirm Each Other.
Harga indeks saham ( Industrial Average dan Transportation
Average ) harus saling mengkonfirmasi supaya trend yang
valid terjadi. Kedua average harus melebihi puncak
Secondary Trend sebelumnya, supaya trend bisa
dikonfirmasi.
5. The Volume Confirms the Trend.
Dow Theory terfokus pada pergerakan harga. Volume hanya digunakan
untuk mengkonfirmasi situasi yang tidak pasti. Volume harus meningkat
sesuai pergerakan Primary Trend. Jika Primary Trend bersifat turun,
volume harus meningkat saat pasar jatuh. Dan
sebaliknya jika Primary Trend bersifat naik, maka volume harus
meningkat saat pasar bergerak naik.
6. A Trend Remains Intact Until It Gives A Definite Reversal Signal.
Uptrend ditunjukkan oleh serangkaian pergerakan harga yang berhasil
mencapai puncak lebih tinggi. Dan supaya terjadi pembalikan
arah, maka harga harus setidaknya gagal mencapai kembali puncak
yang sudah terjadi sebelumnya ( terbentuk lower high ), lalu terjadi
penurunan yang lebih dalam dari koreksi sebelumnya ( terbentuk
lower low ). Ketika pembalikan arah di Primary Trend ditunjukkan
bersama-sama oleh Industrial Average dan Transportation Average, kemungkinan
terjadinya pembalikan arah dan berlanjut ke trend tersebut
semakin besar. Bagaimanapun, jika semakin lama
suatu trend berlangsung, maka kemungkinan trend tersebut berlanjut semakin
kecil.
Prinsip-prinsip didalam Dow Theory diatas memang
awalnya diperuntukkan ke pasar saham. Tetapi secara umum dapat diaplikasikan ke
instrumen financial yang lain. Dapat disimpulkan bahwa Analis Tehnikal
meyakini bahwa harga bergerak dalam pola tertentu, sehingga
dapat dipergunakan untuk memprediksi pergerakan harga berikutnya.
Dan selalu ada yang pro dan kontra, maka ada yang berpendapat bahwa
pergerakan harga instrumen finansial tidak mengikuti pola
tertentu. Pendapat ini dianut oleh Random Walk Theory. Menurut
ahli yang mendukung pendapat ini, bahwa harga bergerak tanpa dapat
diprediksi. Sehingga
memprediksi suatu pergerakan harga instrumen finansial merupakan suatu kegiatan
yang sia-sia .
Referensi dari Buku :
Japanese Candlestick Charting Techniques, second edition, Steve Nison
Forex Shockwave Analysis, James L.Bickford
Forex Wave Theory, James L.Bickford
Sekian.
MOH EFFENDI__TRADER DI MAXCO FUTURES.